Apakah itu Thalassemia?
Thalassemia
merupakan penyakit keturunan yang diakibatkan oleh kegagalan pembentukan salah
satu dari empat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin, sehingga
hemoglobin tidak terbentuk sempurna. Penyakit keturunan ini mengakibatkan sel darah
merah mudah rusak atau berumur pendek kurang dari 120 hari dan terjadilah
anemia.
Thalassemia
pertama kali ditemukan oleh Prof. Thomas Benton Cooley pada tahun 1925 di Timur
Tengah yang disebut mediterania anemia.
Gejala-gejala orang thalassemia, yaitu:
1)
Anemia (lesu, pucat, dan penurunan prestasi belajar)
2)
Perut membesar
3) Tidak nafsu makan dikarenakan penyintas thalassemia mengalami pembesaran limfa dan mengalami depresi. Limfa yang membesar tersebut dapat menekan bagian lambung, sehingga dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan selalu merasa kenyang hanya dengan makan porsi yang sedikit.
Wajah
penyintas thalassemia umumnya memperlihatkan wajah yang sangat khas yang
disebut facies cooley atau sering disebut
mongoloid faces. Hal ini dikarenakan penyintas thalassemia tersebut memiliki kadar
Hb (Hemoglobin) yang lebih rendah dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki facies cooley. Kadar Hb yang lebih rendah
membuat sumsum tulang bekerja lebih keras untuk memproduksi sel darah merah,
sehingga dapat mengubah tulangnya menjadi pipih dan terbentuklah facies cooley. Hal ini bisa diatasi
dengan melakukan skrining dari bayi dan tranfusi darah agar sumsum tulangnya
tidak bekerja lebih berat.
- Kadar hemoglobin normal pada wanita dewasa
berkisar antara 12–15 g/dL.
- Kadar hemoglobin pada pria dewasa berkisar antara 13–17 g/dL.
1)
Darah Merah
- Hb (Hemoglobin) → 2-3 g%
- Morfologi eritrosit: Mikrositik,
hipokromik.
MCV (Mean Corpuscular Volume) → Untuk melihat ukuran/volume sel darah merah.
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) → Untuk melihat warna sel darah merah.
⟹
Jika volume sel darah merah mengecil, warna sel darah merah memudar maka ada
kelainan yang disebut mikrositik hipokromik. Hal ini bisa terjadi pada orang
yang mengalami defisiensi besi sehingga harus diperiksa besi serumnya. Jika besi
serumnya normal, kemungkinan orang tersebut bisa thalassemia. Kalau kadar besi
serumya turun, kemungkinan orang tersebut mengalami defisiensi besi. Kadar besi
serum turun bisa dikarenakan haid pada perempuan, kurang asupan makan (diet), dan
penyakit kronik (seperti penyakit ginjal).
⟹ Jika volume sel darah merah besar maka disebut makrositik. Hal ini biasanya
karena defisiensi folat dan defisiensi vitamin B12.
2)
Pemeriksaan khusus:
- Hb F meningkat 20%-90%
- Electrophoresis Hb
Deteksi
dini thalassemia, yaitu:
1)
Sebaiknya dimulai dari balita. Semakin cepat proses pendeteksian thalassemia, semakin
mudah kita memperkirakan prognosis kedepannya.
2)
Medical checkup rutin (yaitu nilai Hb, MCV, dan MCH). Intinya harus dideteksi
sedini mungkin.
Tujuan skrining, yaitu:
1)
Mencegah perburukan kondisi.
Ada
sebuah penelitian yang membandingkan hubungan antara kejadian anemia dengan
kemampuan kognitif pada anak. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa anak
dengan kadar Hb 13.5 g/dL mengalami kondisi kognitif yang lebih baik
dibandingkan anak dengan kadar Hb 9.9 g/dL. Hal ini dikarenakan sel darah merah
mempunyai fungsi untuk membawa makanan keseluruh tubuh dan membawa oksigen ke
jaringan otak dan sel-sel tubuh. Jika kadar sel darah merah rendah di dalam tubuh
maka akan membuat anak sering mengantuk, proses berpikir melambat, penurunan
kemampuan belajar, sering merasa pusing dan kebutuhan gizi tidak terpenuhi.
2)
Mencegah kelahiran anak thalassemia dengan cara mencegah pernikahan antara dua
orang thalassemia minor.
Dampak
thalassemia, yaitu:
1)
Ketergantungan pada bantuan kesehatan. Hal ini biasanya pada pasien yang
mengalami thalassemia mayor karena sangat bergantung pada donor darah.
Sebaiknya transfusinya dari single person
atau tidak dari orang-orang yang berbeda tujuannya agar mempermudah proses transfusinya.
Misalnya satu orang penyintas thalassemia memiliki pendonor sebanyak 10 orang
yang akan mendonor secara rutin ke penderita tersebut. Kesepuluh orang ini akan
bergantian secara berurutan untuk mendonorkan darahnya. Hal ini dapat menjadi
masukan kepada pelayan kesehatan untuk menggalakkan ten for one (sepuluh pendonor untuk satu penyintas thalassemia).
2)
Penurunan produktivitas (belajar/kerja). Hal ini dikarenakan pasien thalassemia
mayor harus sering tranfusi darah dan kontrol ke dokter.
Cara
membantu orang thalassemia yaitu dengan cara memberi support, memasukkan ke support group dimana didalamnya adalah orang-orang
yang senasib dengannya agar penyintas thalassemia tidak merasa sendirian, dan kita
membuat komunitas donor (10 pendonor yang bersedia untuk satu penyintas thalassemia
atau ten for one).
Terimakasih info nya
BalasHapusSama-sama ibu apoteker dewi. Semoga sehat selalu
HapusInfo dan pengetahuan yg sangat bermanfaat, semangat menulis blog selanjutnya kak :)
BalasHapusTerimakasih dek wulan purba. Semoga bisa konsisten terus dalam menulis blog dan bisa memberikan manfaat ke banyak orang. Semoga sehat selalu.
HapusSangat informatif dan bermanfaat.
BalasHapusTerimakasih adi. Semoga sehat selalu.
HapusSangat bermanfaat, sukses selalu, salam
BalasHapusTerimakasih. Semoga sehat selalu.
Hapusjadi belajar lagi.. mksh ilmunya dari @tanyaapoteker
BalasHapusTerimakasih @tanyaapoteker . Semoga tulisan ini bermanfaat. Sehat selalu.
Hapus