Mengenal Adverse Drug Reactions (ADRs)

Seorang tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat, dll) harus bisa membedakan antara Adverse Event (AE), Adverse Drug Reactions (ADRs), dan Side Effect (Efek Samping Obat). Terminologi ini sangat sering di dengar dan sedikit sulit membedakannya. Mengetahui perbedaan ketiga terminologi ini sangat berguna dalam mengambil keputusan klinis yang tepat dan melaksanaan farmakovigilans di pelayanan kesehatan.

Adverse event (AE)

Definisi menurut WHO tahun 1972 (sampai sekarang masih digunakan): Adalah suatu kejadian medis yang tidak diinginkan yang terjadi selama proses pengobatan dengan produk farmasi yang belum tentu memiliki hubungan kasualitas dengan obat atau produk farmasi yang digunakan tersebut. Belum tentu disini maksudnya berarti ada kemungkinan memiliki hubungan kasualitas dan ada kemungkinan tidak memiliki hubungan kasualitas.

AE itu sendiri merupakan payung general yang menaungi banyak definisi yang lain yaitu ADRs (Adverse Drug Reactions) dan kesalahan pengobatan (Medication error). ADRs merupakan bagian dari Adverse Event (AE).

Adverse Drug Reactions (ADRs)

Definisi menurut WHO tahun 1972 (sampai sekarang masih digunakan): Adalah reaksi yang berbahaya dan yang tidak diinginkan, yang terjadi pada dosis normal yang digunakan seseorang untuk tujuan atau penggunaan yang juga normal yaitu untuk profilaksis, untuk diagnosis atau untuk terapi dari suatu penyakit, atau untuk modifikasi dari fungsi fisiologis. ADRs dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Tipe A: terkait sifat farmakologi dari obat tersebut, reaksi yang non-immunologic, dose-dependent, dan dapat diprediksi (predictable). Beberapa literatur menyatakan bahwa efek samping (side effect) dan intoleransi (intolerance) merupakan bagian dari ADRs tipe A.

Side effect: Setiap efek yang tidak diinginkan dari produk farmasi yang terjadi pada dosis yang biasanya digunakan oleh pasien yang terkait dengan sifat farmakologis obat (WHO, 1972). Side effect sifatnya lebih parah atau berat dibandingkan intolerance, dapat terprediksi (predictable), lebih umum dan bisa juga bermanfaat. Ini yang perlu dipahami bahwa side effect tidak selalu negatif efek yang tidak diinginkan karena bisa jadi untuk pasien yang lain bisa memberikan efek yang bermanfaat. Berikut adalah beberapa jenis obat dimana memiliki side effect yang bermanfaat:

 Nama obat

 Indikasi Obat (On-Label)

 Off-Label

 Propanolol

Obat antihipertensi

Mengatasi kecemasan

 Sertralin

Antidepresan

Mengatasi ejakulasi dini

 Amitriptilin

Antidepresan

Nyeri neuropati

 Misoprostol

Prostaglandin analog sebagai sitoprotektif pada ulkus peptikum

Induksi persalinan

 Metformin

Oral antidiabetika

PCOS (Polycistyc Ovary Syndrome) 

 Botulinum toksin tipe A

Terapi strasbismus dan spasme hemifasial dan Blefarospasme

Kosmetik pada mata

 Slidenafil

Gangguan disfungsi ereksi 

Terapi hipertensi pulmonary, meningkatkan gairah sexual buat pria

 Tramadol

Analgesik

Terapi ejakulasi dini

 N-asetil sistein

Mukolitik

Mencegah efek samping radiokontras dan terapi kulit

 Lamotrigin

Antikonvulsan epilepsi

Nyeri neuropati

 Selekoksib, Refokoksib

Analgesik NSAID COX-2

Mencegah kanker kolorektal, kanker payudara

 Siproheptadin

Antihistamin, Antialergi

Penambahan nafsu makan

 Metoklorpramid, domperidon

Antimuntah-antimual

Pelancar air susu ibu

Sumber: Dikutip dari buku Obat Kategori Off-Label dalam Aplikasi Klinik (Suharyono, 2009).

Intolerance: cenderung tidak terlalu parah dan biasanya dikarenakan kerentanan dari pasien tersebut.

2) Tipe B: terkait sifat non farmakologi, not dose-dependent dan tidak dapat diprediksi (unpredictable). Contohnya yaitu reaksi alergi (immunologic) dan idiosyncrasy.

Reaksi alergi karena obat tentu terkait dengan mekanisme immunologi (immunological mechanism), sifatnya berulang (reproducible), lebih umum, tidak terprediksi (unpredictable), dan bervariasi dalam tingkat keparahannya.

Idiosyncrasy: terjadi tidak umum (hanya terjadi pada individu, populasi, atau ras tertentu) yang sebenarnya jika diberikan kepada orang lain secara umum tidak memberikan masalah tetapi untuk kalangan tertentu tersebut memberikan efek yang tidak diinginkan. Contohnya primaquine. Orang-orang yunani sangat rentan diberikan primaquine dan muncul reaksi hemolysis/perdarahan yang ternyata diketahui belakangan ini bahwa banyak diantara mereka defisiensi G6PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase). Idosyncrasy diawal tidak diketahui penyebabnya apa dan kemudian seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, maka akan terungkap apa penyebab dari idiosyncrasy tersebut.

Keputusan klinis yang bisa kita lakukan:

Klasifikasi yang benar dari suatu ADRs sebagai alergi atau side effect/intolerance memiliki implikasi klinis yang penting terutama yang berkaitan dengan pemaparan di masa depan untuk menghindari obat.

1) Alergi: Keputusan klinis yang diberikan adalah menghindari penggunaan obat yang sama pada pasien tersebut.

2) Side effect/intolerance: Keputusan klinis yang diberikan tergantung dari derajat keparahannya. Menghindari obat yang sama adalah cara yang direkomendasikan karena masih mungkin terjadi kejadian berulang. Namun, jika derajat keparahan tidak terlalu berat bisa dilakukan penurunan dosis, mengganti bentuk formulasi atau mengganti rute pemberian obatnya untuk mengurangi risiko side effect dari obat tersebut.

Info mengenai apa itu Farmakovigilans bisa klik disini.


Komentar

  1. The worst time has passed”However, it is true that there are more improvements than before...because of the rising numbers of people living with HIV in the state of Nevada. How could they stigmatize all of them? Therefore everything becomes a little easier and we start to share everything... We also started to invite and visit each other in a community. You know, it is six years since I started taking antiretroviral drugs...Yet whatever problems I face, the worst time has passedWhen I was evicted from the family home by my mother, my father rented a small room for me. But my mother and brothers believed that having HIV was my own fault – and that I deserved to be punished...I also considered myself unworthy and without hope... But I have a child and eventually I convinced myself to live for my child’s sake.
    My mother knew nothing [about HIV]. She didn’t understand anything. Do you know why? She didn’t have [the chance] to go out of the house and communicate with society. However, my father does interact with the community. I know his friends are mature and dignified africa america. So he has a better understanding than her.My father came call me on a sadfull day sitting on my couch about a friend of his from africa who introduce him to Dr Itua herbal cure in africa in which he advise we should purchase his herbal medicine to cure my hiv so we did and Dr Itua prescribed I should drink the herbal medicine for two weeks to cure although we were so curious about the whole thing ,I finished the herbal medicine like he advised then he talked to me to visit my nearest clinic for check up I did and now I'm totally cured from Hiv my father was my rock and I and my family are now happy together also Dr Itua has be helpful in my community ever since he cure my Hiv so why I'm leaving my story on here today is to reach out someone out here to hope on God and never give up no matter the situation you that you are facing especially through this pandemic seasons which has really taught us all on how we should be helpful to each other and cherish one another.Dr Itua cures the following diseases..... Herpes,Liver cancer,Throat cancerLeukemia.,Alzheimer's disease,Chronic Diarrhea,Copd,Parkinson,Als,Adrenocortical carcinoma Infectious mononucleosis.
    Intestinal cancer,Uterine cancer,Fibroid,Bladder cancer,Hiv,Esophageal cancer,Gallbladder cancer,Kidney cancer,Hpv,Lung cancer,Melanoma,Mesothelioma,Multiple myeloma,Oral cancer,Sinus cancer,Hepatitis A,B/C,Skin cancer,Soft tissue sarcoma,Spinal cancer,Stomach cancer,Vaginal cancer,Vulvar cancer,
    Testicular cancer,Thyroid Cancer.You can contact Dr Itua Herbal Center on E-Mail: drituaherbalcenter@gmail.com Or Whats-App Chat : +2348149277967

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Patofisiologi Thalassemia

Terapi Pneumonia Komunitas (Community Acquired Pneumonia/CAP)

FDA: Obat antidepresan dapat meningkatkan risiko bunuh diri.