The Future of Clinical Pharmacy in Facing New Revolution
Indonesia
sebenarnya masih belum banyak menerapkan industri 5.0. Society 5.0 ini
diperlukan karena revolusi industri 4.0 diprediksi akan menghilangkan peran
manusia dengan digantikan oleh teknologi. Mungkin saat ini Indonesia masih
dalam tataran persiapan industri 5.0 tetapi untuk penerapan industri 4.0 sudah
sangat banyak di Indonesia. Dari Pemerintahan memberikan dukungan untuk
pengimplementasian telefarmasi dan dari Kementerian Kesehatan sudah banyak
sekali mengeluarkan regulasi untuk mendukung pemanfaatan industri 4.0 ini.
Perbedaan
industri 4.0 dengan industri 5.0 adalah di mana industri 4.0 banyak
memanfaatkan internet atau teknologi tetapi sentuhan pada manusianya belum
terasa. Bedanya di industri 5.0 ini adalah mengembalikan sentuhan atau peran
manusia di mana manusia bisa menjadi penyokong utama atau manusia adalah “the leader” dalam melakukan pelayanan
dengan memanfaatkan beberapa bantuan teknologi canggih, seperti bantuan Internet
of Things (IoT) dan data besar. Pengertian ini mengacu tentang bagaimana robot
dan mesin pintar (smart machines)
yang membantu manusia bekerja lebih baik dan lebih cepat.
Ini
adalah tantangan bahwa ternyata semakin berkembang pesat suatu teknologi,
justru peran manusia sebagai kontrol harus
sangat diperhatikan karena industri 5.0 ini menambahkan sentuhan pribadi
manusia ke pilar otomatisasi. Dikhawatirkan jika semua tanpa kendali dari
manusia, maka ini akan menyebabkan sebuah kehancuran dimasa mendatang. Untuk mendukung
kompetensi farmasis di era society 5.0, peran pendidik dalam era revolusi
industri 4.0 tidak boleh hanya menitikberatkan tugasnya hanya dalam transfer
ilmu, namun lebih menekankan pendidikan karakter, moral dan keteladanan. Hal
ini dikarenakan transfer ilmu dapat digantikan oleh teknologi, namun penerapan
softskill dan hardskill tidak bisa digantikan dengan alat dan teknologi
secanggih apapun.
Peran teknologi dalam pelayanan farmasi
Adapun
peran teknologi dalam pelayanan farmasi, yaitu:
1)
Menyediakan informasi yang cepat dan akurat.
2)
Meningkatkan kolaborasi antara tenaga kesehatan.
3)
Mengurangi human error pada
titik Clinical Decission Support (alert, guidelines).
Misalnya,
memberikan alert terhadap interaksi obat. Jadi ketika dokter ingin menuliskan
resep, langsung ada peringatan obat yang berpotensi berinteraksi dari obat yang
diresepkan.
4)
Meningkatkan automatisasi alur
kerja.
Tantangan dalam penerapan farmasi klinik 5.0
Tantangan
dalam penerapan farmasi klinik 5.0, yaitu:
1)
Apoteker harus memiliki kompetensi yang cukup dalam menggunakan teknologi
informasi kesehatan untuk meningkatkan peran mereka dalam perawatan pasien.
2)
Praktik farmasi harus mendorong pengembangan dan penerapan analisis lanjutan
(misalnya, pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan) dalam aktivitas seperti
penilaian risiko, pemantauan metrik kinerja, mengidentifikasi pasien yang
membutuhkan perawatan apoteker, dan mengoptimalkan penggunaan obat.
3)
Apoteker sebisa mungkin dapat terlibat dalam menilai teknologi perawatan pasien
yang akan digunakan/dikembangkan (misalnya, aplikasi berbasis mobile, perangkat
hardware dan software) untuk mendukung hasil penggunaan
pengobatan yang optimal.
4)
Apoteker harus kompeten dalam teknologi informasi kesehatan (termasuk tetapi
tidak terbatas pada analitik, otomasi, dan aplikasi klinis teknologi) dengan
Pendidikan profesi dan pelatihan berkelanjutan.
Peluang dalam penerapan farmasi klinik 5.0
Peluang
dalam penerapan farmasi klinik 5.0, yaitu:
1)
Peran Apoteker dapat lebih meningkat karena dalam penerapan teknologi 5.0 pada
farmasi klinik mengedepankan analisis tenaga ahli manusia yang dalam hal ini
adalah Apoteker dalam pengunaan teknologi dan automatisasi dalam layanan
farmasi klinik.
2)
Peluang melahirkan spesialisasi Apoteker yang dikaitkan dengan pemanfaatan
teknologi 5.0 dalam layanan farmasi klinik.
3)
Dengan robot yang menangani tugas-tugas yang berat dan rutin, apoteker akan
memiliki lebih banyak waktu untuk berdedikasi kepada pasien, membantu mereka
menafsirkan data dari perangkat yang dapat dikenakan dan mengatasi tantangan
yang membutuhkan kreativitas.
Thank you!
BalasHapus