Rekomendasi Pemberian Vaksin Covid-19 (Part 2)

 

Rekomendasi berikut ini spesifik untuk vaksin Covid-19 Sinovac, sehingga dapat berubah sesuai dengan perkembangan laporan data uji klinis vaksin Sinovac. Demikian pula dengan vaksin Covid-19 jenis lain. Berikut daftar penyakit penyerta atau komorbid yang layak dan belum layak menerima vaksin Sinovac (Part 2):

 Penyakit

 Kelayakan Vaksinasi Covid-19

Catatan 

  • Penyakit ginjal kronis(PGK) non dialisis
  • PGK dialisis (hemodialisis dan dialisis peritoneal)
  • Transplantasi ginjal
  • Sindroma nefrotik dengan imunosupresan

 Belum layak

Saat ini, pemberian vaksin belum direkomendasikan pada pasien PGK non dialisis, PGK dialisis, resipien transplantasi dan sindroma nefrotik yang menerima imunosupresan/kortikosteroid.

Hal ini disebabkan karena belum ada uji klinis mengenai efikasi dan keamanan vaksin tersebut terhadap populasi ini.

Hipertensi*

 Belum layak

Beberapa uji klinis dari beberapa vaksin Covid telah menginklusi pasien dengan hipertensi. Namun, populasi ini belum direkomendasikan mendapat vaksin Covid karena belum ada rekomendasi dari tim uji klinis vaksin yang dilakukan di Indonesia. Masih menunggu hasil uji klinis di Bandung.

 Gagal Jantung

 Belum layak

Belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid pada kondisi tersebut.

Penyakit jantung koroner

 Belum layak

Belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid pada kondisi tersebut

Reumatik, Autoimun (autoimun sistemik)

 Belum layak

  • Sampai saat ini belum ada data untuk penggunaan vaksin Covid pada pasien reumatik-autoimun.
  • Berdasarkan data vaksin-vaksin yang sebelumnya, untuk jenis vaksin selain live attenuated vaccine, tidak ada kontraindikasi pemberian pada pasien reumatikautoimun.
  • Pemberian vaksin Covid untuk pasien reumatikautoimun harus mempertimbangkan risk and benefit kasus per kasus secara individual, dan membutuhkan informed decision dari pasien.
  • Pada pasien reumatik-nonautoimun, rekomendasi vaksinasi sesuai dengan populasi umum.
  • Rekomendasi ini bersifat sementara, dan dapat berubah jika didapatkan bukti baru tentang keamanan dan efektifitas vaksin.

Penyakit-penyakit gastroinstestinal

Belum layak

  • Penyakit-penyakit gastrointestinal yang menggunakan obat-obat imunosupresan, pada dasarnya tidak masalah diberikan vaksinasi Covid. Namun, respon imun yang terjadi tidak seperti yang diharapkan.
  • Pendataan dan skrining pasien dengan komorbid penyakit autoimun termasuk yang merupakan penyakit autoimun di bidang gastrointestinal, seperti penyakit IBD (Kolitis Ulseratif dan Crohn's Disease), Celiac Disease, dalam skrining terdapat pertannyaan terkait gejala gastrointestinal seperti diare kronik (perubahan pola BAB), BAB darah, penurunan berat badan yang signifikan yang tidak dikehendaki.

Diabetes melitus

 Layak

Penderita DM tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7.5% dapat diberikan vaksin.

Obesitas

 Layak

Pasien dengan obesitas tanpa komorbid yang berat.

Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun

Belum Layak

Pasien autoimun tidak dianjurkan diberikan vaksinasi Covid sampai ada hasil penelitian yang lebih jelas dan telah dipublikasi.

Nodul tiroid

 Layak

Jika tidak terdapat keganasan tiroid.

Penyakit dengan kanker, kelainan hematologi seperti gangguan koagulasi, pasien imunokompromais,pasien dalam terapi aktif kanker,pemakai obat imunosupresan,dan penerima produk darah.

 Belum layak

Studi klinis Sinovac mengeksklusi pasien dengan keterangan penyakit kolom sebelumnya. Dengan tidak adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada kelompok ini.

Pasien hematologionkologi yang mendapatkan terapi aktif jangka panjang, seperti leukimia granulositik kronis,leukimia limfositik kronis,myeloma multipel,anemia hemolitik autoimun,ITP,dll

 Belum layak

Studi klinis Sinovac mengeksklusi pasien dengan keterangan penyakit kolom sebelumnya. Dengan tidak adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada kelompok ini.

Pendonor darah

Layak

Pada permenkes RI, donor darah sebaiknya bebas vaksinasi selama setidaknya 4 minggu (untuk semua jenis vaksin). Jika vaksin Sinovac diberikan dengan jeda 2 minggu antar dosis, maka setelah 6 minggu baru bisa donor kembali.

Penyakit gangguan psikosomatis

 Layak

  • Sangat direkomendasikan dilakukan komunikasi, pemberian informasi dan edukasi yang cukup lugas pada penerima vaksin.
  • Dilakukan identifikasi pada pasien dengan masalah gangguan psikosomatik, khususnya gangguan ansietas dan depresi perlu dilakukan KIE yang cukup dan tatalaksana medis.
  • Orang yang sedang mengalami stres (ansietas/depresi) berat, dianjurkan diperbaiki kondisi klinisnya sebelum menerima vaksinasi.
  • Perhatian khusus terhadap terjadinya Immunization Stress-Related Response (ISRR) yang dapat terjadi sebelum, saat dan sesudah imunisasi pada orang yang berisiko: 
  1. Usia 10-19 tahun
  2. Riwayat terjadi sinkop vaso-vagal
  3. Pengalaman negative sebelumnya terhadap pemberian suntikan
  4. Terdapat ansietas sebelumnya.

Catatan

Pemberian vaksin Sinovac untuk ibu hamil  dan ibu memyusui TIDAK DIANJURKAN  untuk sementara waktu ini karena belum ada data yang valid. Perkembangan informasi mengenai ibu hamil dan ibu menyusui akan terus di update.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu depresi?

Pengobatan Non-Farmakologis Hipertensi

IAI Mengajak Seluruh Apoteker Untuk Menyukseskan Vaksinasi (Hari Farmasi Dunia)